Wednesday, June 30, 2010

Majalah Tempo Diborong habis secara misterius | Rekening Gendut Perwira Polisi


Majalah Tempo Diborong habis secara misterius | Rekening Gendut Perwira Polisi
Majalah Tempo Diborong habis secara misterius | Rekening Gendut Perwira Polisi
Majalah Tempo Diborong
Fotounik.net – Majalah Tempo Diborong habis secara misterius apakah ini terkait Headline Rekening Gendut Perwira Polisi? simak berita dari berbagai media.
Puluhan ribu eksemplar majalah Tempo edisi terbaru hilang dari pasaran sejak Senin subuh. Terbit dengan Cover ” Rekening Gendut Perwira Polisi”, majalah Tempo pekan ini bergambar seorang polisi tengah memegang seutas tali yang diikatkan pada tiga babi kecil berwarna merah muda diduga menjadi sebab habisnya majalah Tempo dari peredaran.
Edisi kali ini membuat laporan utama soal rekening jumbo para jenderal polisi. Laporan ini juga memuat indikasi rekening para jenderal di Mabes Polri yang mencurigakan.
Hasil analisis Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan menemukan ada puluhan miliar rupiah yang masuk ke rekening para Jenderal Polisi. Duit itu mengalir dari pihak ketiga tanpa kejelasan aktivitas bisnis yang dilakukan.
Majalah Tempo Diborong habis secara misterius | Rekening Gendut Perwira Polisi
Majalah Tempo Diborong habis secara misterius
Menurut Winda, sejumlah agen telah melaporkan kepada Tempo, adanya pembelian besar-besaran oleh sejumlah kelompok, begitu majalah bergambar polisi dengan tiga babi kecil itu akan dijual.
Pembelian itu dilakukan Senin dini hari hingga menjelang subuh, langsung ke sejumlah agen dan distributor. Edisi yang lenyap dari pasaran itu adalah edisi eceran untuk pembaca.via [tempointeraktif]

Inilah Polisi yang Disebut Memiliki Rekening Gendut

TEMPO Interaktif, Jakarta – Markas Besar Kepolisian RI menelusuri laporan transaksi mencurigakan di rekening sejumlah perwira polisi yang dilaporkan oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Berikut ini sebagian dari transaksi yang dicurigai PPATK itu.
1. Inspektur Jenderal Mathius Salempang, Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Timur
Kekayaan: Rp 8.553.417.116 dan US$ 59.842 (per 22 Mei 2009)
Tuduhan:
Memiliki rekening Rp 2.088.000.000 dengan sumber dana tak jelas. Pada 29 Juli 2005, rekening itu ditutup dan Mathius memindahkan dana Rp 2 miliar ke rekening lain atas nama seseorang yang tidak diketahui hubungannya. Dua hari kemudian dana ditarik dan disetor ke deposito Mathius.
“Saya baru tahu dari Anda.”
Mathius Salempang, 24 Juni 2010
2. Inspektur Jenderal Sylvanus Yulian Wenas, Kepala Korps Brigade Mobil Polri
Kekayaan: Rp 6.535.536.503 (per 25 Agustus 2005)
Tuduhan:
Dari rekeningnya mengalir uang Rp 10.007.939.259 kepada orang yang mengaku sebagai Direktur PT Hinroyal Golden Wing. Terdiri atas Rp 3 miliar dan US$ 100 ribu pada 27 Juli 2005, US$ 670.031 pada 9 Agustus 2005.
“Dana itu bukan milik saya.”
Sylvanus Yulian Wenas, 24 Juni 2010
3. Inspektur Jenderal Budi Gunawan, Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Kepolisian
Kekayaan: Rp 4.684.153.542 (per 19 Agustus 2008)
Tuduhan:
Melakukan transaksi dalam jumlah besar, tak sesuai dengan profilnya. Bersama anaknya, Budi disebutkan telah membuka rekening dan menyetor masing-masing Rp 29 miliar dan Rp 25 miliar.
“Berita itu sama sekali tidak benar.”
Budi Gunawan, 25 Juni 2010
4. Inspektur Jenderal Badrodin Haiti, Kepala Divisi Pembinaan Hukum Kepolisian
Kekayaan: Rp 2.090.126.258 dan US$ 4.000 (per 24 Maret 2008)
Tuduhan:
Membeli polis asuransi pada PT Prudential Life Assurance Rp 1,1 miliar. Asal dana dari pihak ketiga. Menarik dana Rp 700 juta dan menerima dana rutin setiap bulan.
“Itu sepenuhnya kewenangan Kepala Bareskrim.”
Badrodin Haiti, 24 Juni 2010
5. Komisaris Jenderal Susno Duadji, mantan Kepala Badan Reserse Kriminal
Kekayaan: Rp 1.587.812.155 (per 2008)
Tuduhan:
Menerima kiriman dana dari seorang pengacara sekitar Rp 2,62 miliar dan kiriman dana dari seorang pengusaha. Total dana yang ditransfer ke rekeningnya Rp 3,97 miliar.
“Transaksi mencurigakan itu tidak pernah kami bahas.”
(M. Assegaf, pengacara Susno, 24 Juni 2010)
6. Inspektur Jenderal Bambang Suparno, Staf pengajar di Sekolah Staf Perwira Tinggi Polri
Kekayaan: belum ada laporan
Tuduhan:
Membeli polis asuransi dengan jumlah premi Rp 250 juta pada Mei 2006. Ada dana masuk senilai total Rp 11,4 miliar sepanjang Januari 2006 hingga Agustus 2007. Ia menarik dana Rp 3 miliar pada November 2006.
“Tidak ada masalah dengan transaksi itu. Itu terjadi saat saya masih di Aceh.”
Bambang Suparno, 24 Juni 2010
Sumber: Majalah Tempo, Sumber Tempo, Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara via : /id.news.yahoo.com

No comments:

Post a Comment